Jumat, 24 September 2010

Zaman Zaman Musik

Asal usul musik

Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam:

Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar
Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya.
Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik
Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.

Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme.

Aspek-aspek musik

Musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang.

Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam: -Bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya -Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik.

Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.

Alat-alat musik
Alat musik yang tradisional

Alat musik petik: gitar, kecapi, sasando, banjo, ukulele, mandolin, harpa, gambus
Alat musik gesek: biola, rebab, cello
Alat musik ketuk: organ, piano, harpsichord,
Alat musik tiup: seruling, terompet, trombon, harmonika, pianika, recorder sopran,
Alat musik pukul: tamborin, jidor, rebana, gamelan,
Alat musik moderen: gitar listrik, organ, akordeon, drum,
Aliran-aliran musik
Berikut adalah daftar aliran/genre utama dalam musik. Masing-masing genre terbagi lagi menjadi beberapa sub-genre. Pengkategorian musik seperti ini, meskipun terkadang merupakan hal yang subjektif, namun merupakan salah satu ilmu yang dipelajari dan ditetapkan oleh para ahli musik dunia.

Dalam beberapa dasawarsa terakhir, dunia musik mengalami banyak perkembangan. Banyak jenis musik baru yang lahir dan berkembang. Contohnya musik triphop yang merupakan perpaduan antara beat-beat elektronik dengan musik pop yang ringan dan enak didengar. Contoh musisi yang mengusung jenis musik ini adalah Frou Frou, Sneaker Pimps dan Lamb. Ada juga hip-hop rock yang diusung oleh Linkin Park. Belum lagi dance rock dan neo wave rock yang kini sedang in. banyak kelompok musik baru yang berkibar dengan jenis musik ini, antara lain Franz Ferdinand, Bloc Party, The Killers, The Bravery dan masih banyak lagi.

Bahkan sekarang banyak pula grup musik yang mengusung lagu berbahasa daerah dengan irama musik rock, jazz dan blues. Grup musik yang membawa aliran baru ini di Indonesia sudah cukup banyak salah satunya adalah Funk de Java yang mengusung lagu berbahasa Jawa dalam musik rock.

Musik klasik
Musik rakyat/musik tradisional
Musik keagamaan
Gambus
Kasidah
Nasyid
Blues
Jazz
Country
Rock
Musik populer
Musik dunia
Musik era yunani





Sejarah musik dipercaya dimulai dari masa lalu dan dipelopori oleh musik Asia, musik Persia, musik india, musik yahudi, musik romawi, musik Mesopotamia, musik mesir, musik islam, dan juga musik yunani. Namun, dari semua musik tersebut, musik era yunani adalah musik yang terbaik dan yang paling terkenal diantara yang lain. Literasi musik dari Yunani sangatlah mempengaruhi perkembangan musik di seluruh dunia. Di masa setelah Yunani kuno, teori musik dari Yunani mempelopori adanya musik keagamaan di dunia barat dan juga musik-musik klasik.

Seperti sejarah Yunani yang penuh dengan kejayaan dibidang penemuan dan juga peradaban rakyatnya, musik juga berkembang dengan baik. Di Yunani pada masa lampau, musik digunakan untuk hiburan, perayaan rakyat, dan juga kegiatan kegamaan. Musik sangatlah penting untuk peradaban masyarakat Yunani. Bahkan, pada masa Yunani kuno, musik adalah sebuah mata pelajaran wajib dimana para pria Yunani kuno sudah diajarkan tentang musik sejak usia 6 tahun.

Di musik era Yunani kuno, alat musik yang dimainkan oleh masyarakat Yunani sangatlah menarik untuk ukuran jaman tersebut. Salah satu alat musik yang sangat terkenal adalah aulos yang terbuat dari dua buah alang-alang. Lalu juga ada alat musik petik yang dinamakan lyre. Namun juga ada jenis khusus dan special dari lyre yang dinamakan kithara. Alat-alat musik dari era Yunani kuno, kedepannya menjadi cikal bakal dari alat musik modern. Salah satu contohnya, Lyre kedepannya menjadi cikal bakal dari kecapi.

Contoh nyata dari musik era Yunani adalah musik rakyat yang terbagi menjadi lagu acritik dan lagu klephtic. Musik akritic berasal dari Akrites, seorang penjaga perbatasan dari kerajaan byzantine. Sedangkan perkembangan dari musik klephtic dimulai setelah berakhirnya era kerajaan byzantine. Musik klephtic berkembang sesaat sebelum revolusi Yunani. Musik ini dikembangkan oleh Kleftes, pasukan yang bertarung melawan kerajaan ottoman. Pada dasarnya, musik klephtic bersifat monophonic dan tidak menggunakan harmoni sama sekali.

Masih banyak lagi musik dari era Yunani yang sangat terkenal. Sebut saja palea dhimotika yang dimainkan dengan kleftiko. Lalu ada nisiotika yang merupakan lagu rakyat dari Pulau Aegean. Salah satu lagu terkenal dari Nisiotika adalah ikariotiko traghoudhi atau lebih terkenal dengan nama lagu dari Ikaria. Lalu juga ada musik dari Pulau Kreta yang masih termasuk wilayah Yunani. Banyak sekali pemain lyra berbakat dari Kreta. Sebut saja Nokos Xylouris, Antoniss Xylouris, Thanassis Skordalos, dan Kostas Moundakis. Salah satu lagu terkenal dari Kreta adalah tabachaniotika yang merupakan cikal bakal dari rebetiko, musik dari café-aman yang merupakan musik gabungan dari Yunani dan musik timur. Hal ini berkat beberapa warga Kreta yang berasal dari kawasan Asia.

Zaman zaman pada perkembangan musik dunia





Zaman pertengahan (476-1450)
Zaman renaisans (1450-1600)
Zaman barok (baroque) (1600-1750)
Zaman klasik (1740-1830)
Zaman romantik (1815-1910)
Musik modern dan musik kontemporer (1900-sekarang)
Musik abad pertengahan



Musik abad pertengahan dimulai dari jatuhnya kerajaan Romawi dan berakhir di sekitar pertengahan abad ke 15. Akhir dari musik diperkirakan sekitar tahun 1400, bersamaan dengan dimulainya musik era renaissance. Namun, pada era pertengahan, mahalnya harga kertas kulit dan juga banyaknya waktu yang diperlukan untuk menulis hal tersebut, pembuatan manuskrip musik menjadi sangat mahal. Karena mahalnya biaya yang diperlukan, hanya beberapa pihak tertentu saja yang bisa menulis manuskrip, apalagi hanya untuk sebuah musik. Hanya gereja dan institusi gereja seperti monastery. Musik-musik sekuler dan musik pengorbanan juga diciptakan oleh gereja. Notasi pada awal era pertengahan tidak mempunyai rhythm yang khusus. Musik yang ada di era tersebut adalah musik-musik yang monophonic dan homorhythmic.



Instrumen-instrumen musik pada era pertengahan masih ada beberapa yang eksis hingga sekarang, meskipun telah berubah bentuk. Contohnya, kelau flute moderen terbuat dari perak atau logam yang lain, maka pada era pertengahan terbuat dari kayu. Flute pada saat itu bias ditiup dari samping maupun ujung. Lalu juga ada instrument recorder yang masih mempertahankan bentuknya hingga sekarang. Pada era pertengahan, recorder bernama gemshom. Alat musik ini berbentuk recorder dimana banyak lubang untuk jari tangan kita didepannya, meskipun sebenarnya gemshom masih termasuk keluarga ocarina. Selain itu masih ada alat musik yang merupakda cikal bakal dari flute modern. Alat musik itu adalah pan flute. Pada era pertengahan, pan flute sangat popular dan berasal dari Hellenic. Alat musik ini diciptakan dari kayu dan diproduksi dalam ukuran berbeda untuk menciptakan nada-nada ygn berbeda pula.



Musik sangatlah berkembang pada era pertengahan ini. Banyak sekolah-sekolah musik mulai dibangun. Contohnya adalah sekolah polyphony, Notre Dame School yang sangat terkenal dari tahyn 1150 hingga 1250. sekolah Notre Dame ini sangat terkenal akan keberhasilannya dalan arsitektur gothic, dimana pusat dari kegiatannya adalah gereja Notre Dame. Musik pada era ini juga disebut sebagai Parisian school atau Parisian organum. Hal tersebut adalah cikal bakal dari ars antique yang disebut dengan kode ritmik. Manuskrip musik yang masih ada dari era ini adalah Codex Montpellier, Codex Bamberg, dan El Codex musikal de Las Huelgas.



Pada sejarah musik era pertengahan juga tercatat banyak musisi dan composer yang sangat terkenal. Para composer tersebut adalah Leonin, Perotin, Adam de St. Victor, W. de Wycombe, dan juga Petrus de Cruce yang nama aslinya adalah Pierre de la Ceoix. Petrus diakui karena berinovasi dengan menulis lebih dari 3 semibreves untuk menyamai panjang dari breve.

Pelopor musik pada zaman pertengahan :

- Gulanmey Dufay dari Prancis

- Adam de la halle dari Jerman

Musik dan Perkembangannya, Zaman Renaissance


Kata renaissance berarti rebirth— diatributkan untuk periode ini oleh seorang sejarawan Perancis abad ke-19, Jules Michelet. Gerakan Renaissance bernama demikian karena gerakan ini melahirkan kembali ide-ide dan pemikiran-pemikiran dari zaman Greco-Roman yang sudah begitu lama hilang dari Eropa, misalnya pemikiran dari filsuf-filsuf seperti Plato, Aristoteles, atau ahli retorika seperti Cicero atau juga Quintillianus yang tersimpan di dalam banyak teks Latin kuno di perpustakaan Ordo Monastik di Eropa, juga dari teks Latin yang diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain. Semangat zaman ini adalah apa yang sekarang disebut Humanisme, meskipun pada zaman tersebut filsafat di balik semangat itu tidak harus diartikan sebagai semangat untuk menjadikan manusia sebagai pusat segala sesuatu dan “menurunkan” Tuhan. Istilah humanis sendiri dalam zaman Renaissance dimengerti sebagai orang yang mendalami suatu sistem kurikulum edukasi dalam bidang-bidang yang sudah ada sejak zaman Medieval, seperti Dialektika, Gramatika, Retorika, dan juga Musik, tapi dipelajari dalam pengertian yang digali dari apa yang disebut primary source—dalam hal ini pemikiran para filsuf Greco-Roman. Gerakan Reformasi yang terjadi di periode pertengahan-akhir zaman Renaissance sedikit banyak mendapatkan pengaruh dari pemikiran Humanisme. Martin Luther, misalnya, mendapatkan sistem edukasi humanis. Namun Luther kemudian menjadikan Alkitab sebagai primary source—lahirlah back to the Bible. Seni suatu zaman merupakan cermin semangat zaman tersebut, sebab budaya suatu zaman tertuang dari semangatnya. Misalnya, kebangkitan retorika klasik mempunyai efek yang merambat ke dalam literatur, puisi juga drama yang mengikuti bentuk retorika klasik. Kebangkitan prinsip simetri dan proporsi dari zaman Greco- Roman tercermin di dalam arsitektur Renaissance. Donato Bramante, seorang arsitek Renaissance, membangun suatu Tempietto (semacam bangunan kecil untuk memorial para martir) di gereja San Pietro di Montorio yang mengambil konsep arsitektur dari zaman Roma, Temple of Vesta. Konsep simetri dan proporsi juga mempengaruhi l u k i s a n – l u k i s a n Renaissance: para pelukis menggambarkan struktur dan proporsi manusia dengan lebih akurat; kisah yang sudah sering diketahui adalah bagaimana Michelangelo sampai meneliti mayat manusia untuk dapat mengerti anatomi manusia secara tepat sehingga lukisannya mempunyai akurasi yang sangat tepat.



Kalau not “do” dan “do tinggi” dibunyikan bersamaan, kita menilai suara itu sebagai konsonans karena terdengar enak. Kalau sekarang kita menyanyikan do dan re, do dan mi, do dan fa, dan seterusnya sampai do ke do tinggi kita akan menemukan 5 konsonans dan 2 disonans. Dalam zaman Renaissance, hanya ada 2 konsonans di dalam 7 kombinasi tersebut, oktaf dan fifth. Pada zaman Renaissance interval oktaf yang tadi dinilai konsonans bukan karena kualitas auralnya, tapi akan dinilai secara numeral: perbandingan frekuensi dari dua not dalam oktaf tersebut adalah 2:1, hal ini dilihat baik secara angka kalau dibandingkan dengan misalnya “do” ke “mi” yang perbandingan frekuensinya 5:4, tentunya karena 2:1 lebih bulat daripada 5:4. Relasi numeral dalam interval musik ini adalah hasil pemikiran Phytagoras yang diaplikasikan ke dalam musik. Hal ini berlanjut ke dalam teknik komposisi dalam musik Renaissance. Pada zaman Renaissance para komponis tidak menggubah berdasarkan prinsip harmoni (teknik komposisi harmoni seperti yang sekarang kita mengerti baru lahir di zaman Baroque) melainkan dengan apa yang kita sebut sebagai counterpoint3, yaitu secara singkat adalah teknik komposisi yang berfokus ke dalam relasi antara dua melodi atau lebih.



Musik harmoni pada umumnya digubah langsung dari mula sampai akhir, melodi dan harmoni digubah bersamaan. Musik counterpoint tidak demikian; musik jenis ini biasanya berasal dari satu melodi terlebih dahulu, yang disebut dengan cantus firmus, lalu kemudian ditambahkan melodi-melodi yang lainnya yang materi melodinya mengambil dari cantus firmus tersebut. Seperti yang bisa dilihat di gambar di atas, melodi sopran dan alto mengambil materinya dari melodi tenor, yang dalam kasus ini merupakan cantus firmus. Dietrich Bonhoeffer pernah menjelaskan prinsip kasih menggunakan konsep musik ini. Tapi apakah musik sejenis ini boleh kita pakai di dalam ibadah (arti luas dan arti sempit) kita? “Tentu saja. Musik ini begitu tinggi dan baik,” kata mereka. Tetapi apa meaning yang kalian dapat dari kata-kata lagu-lagu tersebut? Penulisan lagu Kyrie Eleison (Lord, have mercy) dan Gloria in Excelsis Deo (Glory to God in the highest) misalnya, karena mempunyai cantus firmus yang sama tidak terdengar terlalu berbeda, sehingga meskipun musik-musik ini terdengar begitu indah dan kaya, kita tidak begitu jelas meaning dari lagu ini, apakah sedang meminta ampun atau sedang memuji keagungan Tuhan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Musik Renaissance adalah musik yang boleh dibilang dikonstruksi secara form over function. Pada zaman tersebut terobosan-terobosan musik dalam teknik komposisi lebih memprioritaskan struktur dan konstruksi, dan belum (bukannya tidak sama sekali) memperhatikan ekspresi dan arti. Musik Renaissance bukannya berubah dari mementingkan ekspresi lalu turun derajat sehingga hanya ingin mementingkan musik. Namun apakah kita boleh memakai ini di ibadah? Tentu saja, karena kemuliaan Tuhan tidak dibatasi oleh bahasa manusia! Kalau seandainya kita hanya boleh memakai seni yang keindahannya hanya bisa dimengerti secara linguistis, maka kita tidak boleh lagi memakai gedung gereja, tidak boleh lagi menikmati alam, tidak boleh lagi bersyukur kita masih bisa bernapas, dan lain lain. Seringkali pola berpikir manusia yang sempit mengakibatkan banyak orang menilai baik tidaknya musik hanya dari teksnya, apakah Alkitabiah atau tidak, sementara musiknya sendiri adalah netral. Rick Warren dalam bukunya “Purpose Driven Church” juga melakukan kesalahan yang sama. Di buku itu ia mengatakan, “There is no Christian music, there are only Christian lyrics.”4 Tapi siapakah kita sehingga kita berani mengatakan bahwa prinsip Firman Tuhan tidak ada di dalam keteraturan alam semesta, di dalam konstruksi tubuh manusia, dan juga dalam musik instrumental, meskipun hal hal demikian tidak secara eksplisit membawa firman Tuhan? Bukankah keteraturan pun adalah prinsip Alkitab? Prinsip komposisi cantus firmus dan counterpoint, misalnya, jelas menggunakan prinsip Alkitab: unity in diversity. Setiap suara begitu diverse dan distinct, namun mereka bersatu dan saling melengkapi dengan begitu indah. Sama seperti 66 kitab dalam Alkitab: semua begitu unik dan punya purpose yang berlainan, namun tidak ada satu hal yang berkontradiksi di dalamnya. Kita bukan modernis, yang mengatakan persatuan sebagai uniformity: semua harus sama persis. Kita juga bukan postmodernis yang anarkis dan kacau balau. Kita adalah tubuh Kristus, masing-masing unik dan berbeda, tapi bersatu untuk mengerjakan satu hal bersama-sama, yaitu kehendak Sang Kepala. Konsep dasar konstruksi inilah yang seringkali dilewatkan oleh banyak orang. Jelas kita tidak akan menggunakan musik yang liriknya tidak Alkitabiah, tapi seperti suatu buku tidak boleh dinilai dari covernya saja, demikian musik juga tidak boleh hanya dinilai dari segi fenomenanya. Dalam hal ini musik Renaissance yang memuji Tuhan sangat boleh digunakan dalam ibadah, tetapi jemaat harus dipersiapkan dan dididik untuk mengerti musik-musik tersebut.



Musik Barok

(1600-1750)
Kata Barok (Baroque) dalam beberapa waktu sepanjang sejarah kadang berarti aneh, sangat penuh dengan hiasan, rumit, berbelit-belit, berlebihan serta memenuhi tempat dan wadah, baik dengan tindakan, gerakan, bunyi, hiasan dan warna. Zaman Barok menandai akhir dari zaman Renaissance (kelahiran kembali) dan masuk kedalam zaman yang lebih bersifat feodal dan aristokratis. Zaman ini dimulai tahun 1600 dan diakhiri dengan tahun 1750 dengan wafatnya Johann Sebatian Bach, seorang komponis kenamaan zaman Barok (1685-1750). Manusia dalam zaman Barok tidak hanya sekedar melihat kemanusiaannya serta keberadaanya secara seutuhnya sebagaimana dalam zaman Renaissance dengan humanism nya, manusia dalam zaman barok mulai memeprhatikan perasaan dan imaginasi (affectus dan fantasi), manusia dalam zaman barok tidak segan-segan untuk menggali kemanusiaan dan jiwaseni bahkan sampai memperluas realitas hidup. Oleh karena itu sifat kesenian dalam zaman ini seakan akan menampilkan sebuah ilusi total yang melebihi dari realita sesungguhnya (contoh altar gereja yang dihias sedemikan rupa rumitnya sehingga menyerupai surga yang terbuka, melebihi fungsi fungsionalnya sebagaimeja/mezbah sederhana). Masyarakat dalam zaman masih mempertahankan system feodalisme dengan strata sosial terurut demikan: Raja, Bangsawan, Rohaniwan (intelektual), penduduk kota (pedagang) dan petani. Kebanyakan karya seni baikseni rupa, seni lukis dan terutama juga seni musik menjadi kegemaran serta bagian kehidupan sosial bagi masyarakat barok khususnya Raja, Bangsawan dan Rohaniwan, sehingga banyak karya-karya seni terkenal meupakan persembahan dan pesanan bagi ketiga golongan utama dalam maysrakat barok. Kebanyakan Raja dan Bangsawan memerintah secara absolute. Selain aristokrat, gereja banyak menggunakan seni barok untuk membuat ibadat lebih atratktif, berkesan dan surgawi. Bangsa eropa saat ini dibagi menjadi dua golongan: Umat Katolik dan Umat Protestan. Seniman-seniman yang terkenal pada zaman ini seperti: Rembrandt, Rubens dan Bernini

Musik
Barok

Dalam seni musik, gaya barokberkembang dengan pesatnya tahun 1600-1750, dengan dua raksasa musik yang terkenal G.F. Handel dan Johann Sebastian Bach, musisi yang terkenal lainnya seperti Claudio Monteverdi, Henry Purcell, Arcangelo Corelli dan Antonio Vivaldi,
walaupun terkenal di zamannya, tetapi tidak seterkenal lintas zaman seperti Bach dan Handel. Musik Barok dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu musik barok awal (1580-1630),musik barok tengah (1630-1680), dan musik barok akhir (1680-1750)

Pada masa Barok awal kebanyakan komponis menyukai karakteristik homophonic dibandingkan dengan karakter poliphonik Renaissance, kebanyakan music hanya menggunakan satu melodi diiringi dengan iringan chord (Aria dan Recitative). Pada masa pertengahan musik barok bentuk musik baru mulai menjalar di eropa, tangga nada mayor dan minor menjadi dasar komposisi, dalam zaman ini mulai banyak komponis yang menggubah karya musik instrumentalia (tanpa vokal), banyak komposisi bagi instrumen tertentu, paling banyak adalah gubahan untuk biola, dalam periode ini. Diakhir zaman barok, poliphoni yang jauh lebih rumit menjadi kebanyakan pilihan para komponis, musik instrumen menjadi sama pentingnya dengan musik untuk vokal, kebanyakan musik barok yang diketemukan saat ini adalah, musik barok dari
zaman akhir barok (1680-1750)

Karakteristik
Musik Barok

- Kesatuan Ekspresi : Sebuah karya musik barok biasanya menyatakan satu ekspresi dasar, apabila sebuah karya diawali dengan ekspresi emosi yang gembira maka ekspresi musik ini akan tetap sampai akhir karya musik tersebut. Hal ini terutama dapat diketemukan dalam karya musik vokal. Perubahan ekspresi biasanya diikuti dengan perubahan musiknya juga (musik diakhiri dan dimulai lagi dengan ekspresi yang berbeda)

- Ritme : Dalam musik Barok, ekspresi yang tetap biasanya disampaikan dengan pola ritme yang terus berlanjut dan cenderung diulang ulang. Ritme dan irama lebih ditekankan dibanding dalam musik renaissance.

- Melodi : Melodi Barok cenderung menciptakan perasaan yang berkelanjutan, melodi tema akan diulang terus menerus dalam sebuah karya musik barok walaupun dalam bentuk yang bervariasi karakter melodi dari tema lagu tidaklah berubah banyak.



- Dinamika : Dalam Musik Barok dinamika tidaklah berubah secara tiba tiba tetapi bertahap, tetapi walaupun demikian para penyanyi dan pemain instrumen dalam praktiknya kerap membuat perubahan yang cukup nyata guna mengekspresikan emosi dalam sebuah karya musik.

-Textur/Pola : Terutama dalam masa akhir musik Barok kebanyakan berupa musik musik Poliphony didalam pola musiknya, pola poliphony yang terdapat dalam musik barok berbeda dengan textur poliphony dalam musik renaissance. Dalam musik barok terdapat satu atau dua melodi tema yang berkejar kejaran atau saling berdialog dengan satu sama lainnya, dalam hal ini biasanya bagian treble (sopran) berdialog dengan bagian bass, dan melodi utama keduanya diulang ulang, ini menjadi pola dasar poliphony yang digemari.

-Word Painting : Sebagaimana dengan pendahulunya, musik renaissance, musik barok juga menggunakan tehnik yang sama dalam pengekspresian musik, yaitu menggunakan word painting, notasi yang disesuaikan dengan kata-kata, tetapi dalam masa Barok word painting tidak hanya sekedar menggunakan notasi tetapi juga menggunakan emosi lagu, sehingga lagu-lagu yang bertemakan kesedihan dan penderitaan pada contohnya akan menggunakan tangga nada dan
musik yang sesuai.

-Basso Continuo : Penggunaan Chord (trinada) menjadi sangat penting dalam musik barok. Dalam masa barok seluruh struktur musik ada pada bagian bass. Dalam permainan musik keyboard (Clavichord/Harpsichord) penggunaan chord biasanya akan mengiringi alur melodi Bass. Tehnik permainan chord (trinada) dengan melodi bass biasa disebut dengan istilah Basso Continuo. Dengan demikian tehnik permaianan Basso Continuo ini menjadi pengiring utama dalam seluruh karya musik zaman barok. Zaman Barok disebut juga sebagai Zaman Keemasan Basso Continuo.Ensemble Basso Continuo biasanya dimainkan oleh dua alat musik, alat musik bass (Cello, Basoon, Contra Bass dll.) dan alat musik keyboard (alatmusik yang berpapan tuts) dalam zaman ini adalah harpsichord (untuk musik sekular) dan organ pipa (untuk musik sakral).

Bentuk-Bentuk Musik

Concerto Grosso : Sebuah Orkes Musik dalam Musik
Barok biasa disebut dengan istilah Musik Kamar (Chamber Orchestra). Dalam sebuah orkes kamar biasa dibagi menjadi dua bagian pemusik: group besar dan group kecil. Paduan
musik semacam ini biasa disebut dengan Concerto Grosso. Concerto Grosso adalah
sebuah group kecil pemusik yang berperan sebagai Solis – bermain/berdialog musik dengan group besar pemusik yang disebut Tutti (Bahasa Italia: Semua) dalam satu orkes kamar. Dialog antara Solis dan Tutti biasanya adalah dialog antara dua melodi tema yang dimainkan secara bergantian oleh kedua belah pihak pemusik, tehnik permaian seperti ini dinamakan Bentuk Ritornello.

Fuga : Fuga adalah sebuah komposisi poliphony yang berdasarkan sebua tema melodi utama yang disebut sebagai Subyek. Dan dalam sebuah Fuga: Subyek akan diimitasikan oleh melodi-melodi lain (imitasi dari Subyek). Melodi-melodi lain ini disebut dengan Suara (Voices).

Opera : Walaupun dimulai pada zaman Renaissance, tetapi berkembang dengan pesatnya pada zaman barok. Opera dalam zaman barok adalah Drama yang dinyanyikan dengan iringan orkes. Sebuah opera dalam zaman ini merupakan kolaborasi antara dramawan dan komponis, dramawan
opera disebut dengan istilah Librettist. Seorang Librettist akan membuat teks
drama sesuai dengan musik yang digubah oleh komponis.



Trio Sonata:Sonata adalah sebuah gubahan musik yang terdiri dari dua atau tiga bagian, masing masing dengan karakter dan tema yang berbeda. Komposisi ini untuk satu sampai delapan instrumen alat musik. Trio Sonata adalah sebuah sonata untuk tiga melodi: dua melodi tinggi
(treble) dan satu basso continuo (bass). Treble bisa berupa biola, flute, oboe dll. dan basso continuo: cello atau viola di gamba (cello zaman barok) dengan harpsichord. Jadi trio sonata biasa di mainkan oleh empat alat musik.

Suita : Sebuah komposisi besar yang terdiri dari beberapa lagu dengan irama irama tertentu, lagu –lagu yang dipakai adalah lagu-lagu dansa yang mempunyai asal dari negara-negara yang
berbeda-beda. Sebuah komposisi suita bisa digubah untuk sebuah orkes kamar, atau juga bisa digubah untuk satu alat musik. Contoh sebuah suita dengan lagu-lagu (dansa):

1. Overture(lagu pembukaan)

2. Gavotte

3. Minuet

4. Bourree

5. Gigue

Cantata : Cantata merupakan sebuah karya yang dinyanyikan, (selalu menggunakan vokal), dan biasanya sebuah cantata adalah sebuah karya musik gerejawi. Sebuah cantata biasanya dinyanyikan dalam ibadat gereja reformasi (Protestant). Sebuah cantata dalam zaman barok biasanya berdasarkan ayat-ayat dari Kitab Suci dan himne-himne jemaat. Sebuah cantata
biasanya digubah untuk sebuah paduan suara, solis vokal , organ pipa dan orkes kamar.

Komponis-Komponis
Zaman Barok



1. Johann
Sebastian Bach

2. George
F. Handel

3. Henry
Purcell

4. Antonio
Vivaldi

6. Jean
P. Remeau

7. Johann
G. Walther

8. Arcangelo
Corelli

9. Claudio
Monteverdi




5. Giovani Baptista Pergolesi































































Musik dan Perkembangannya, Zaman Romantik


Musik era romantik dimulai pada tahun 1815 dan berakhir pada tahun 1910. Walaupun dinamakan era musik romantik, bukan berarti musik di era ini hanya berisi tentang cinta ataupun cinta yang romantik. Sebenarnya era musik tersebut dinamakan romantik karena dapat menggambarkan komposisi musik pada jangka waktu tersebut. Lalu kenapa disebut romantik? Sekali lagi romantik disini tidak ada hubungannya dengan cinta. Namun karya-karya dan komposisi musik yang lebih bergairah dan jauh lebih ekspresif daripada era-era sebelumnya. Pada contohnya, transisi indah dari gerakan ke 3 hingga gerakan ke 4 dari symphony Beethoven. Pada dasarnya, semua composer pada era romantik mempunyai cara baru yang jauh lebih menarik dari sebelumnya.

Era musik klasik sendiri ditandai dengan terciptanya symphony berjudul Eroica yang diciptakan oleh Ludwig Van Beethoven. Era ini merupakan transisi dari era musik klasik dan modern. Hal inilah yang menyebabkan jenis musik menjadi lebih sederhana dan lebih mudah. Contohnya, daripada memakai pivot chord, era musik klasik lebih banyak memakai pivot note. Composer seperti Beethoven dan Richard Wagner lebih suka memakai harmonic dan mengembangkan chord yang sebelumnya tidak dipakai atau juga chord yang diinovasi lebih. Contoh terbaik dari fungsi harmonic adalah Tristan und Isolde dimana Richard Wagner memakai chord temuannya, Tristan chord.

Era ini juga merupakan era opera. Nama Richard Wagner diakui dunia karena ciptaannya di bidang opera yang sering dimainkan. Lalu opera Carmen hasil karya bizet dari prancis dan juga opera verismo dari italia yang menggambarkan realitas, sejarah, dan dongeng melalui indahnya lantunan musik.



Karakteristik utama dari musik romantik sendiri adalah kebebasan lebih dalam bentuk musik dan ekspresi emosi serta imaginasi dari composer. Lalu ukuran dari orchestra yang menjadi semakin besar dan bahkan bisa disebut raksasa dibandingkan sebelumnya. Hasil karya dari para composer juga menjadi semakin kaya akan variasi dari mulai lagu hingga karya pendek dengan piano dan diakhiri dengan ending yang sangat spektakuler dan dramatis pada puncaknya. Secara teknik, para pemain musik pada era ini juga mempunyai level sangat tinggi terutama dalam alat musik piano dan biola. Banyak sekali musisi yang dianggap sebagai seorang virtuoso dibidang musik.

Paham nasionalisme juga mewarnai era musik romantik. Reaksi keras dari composer Russia, Bohemia, dan Norwegia yang sangat menentang dominasi Jerman. Conothnya adalah opera dari Mikhail Glinka yang mewakili Russia. Lalu juga ada Bedrich Smetana dan Antonin Dvorak yang menunjukkan nasionalisme mereka dengan menciptakan lagu rakyat Ceko. Masih ada Jean Sibelius yang menulis musik berdasarkan cerita Finlandia, Kalevala dan karya dari Sibelius ini menjadi symbol dari nasionalitas Finlandia



Lukisan pertama adalah karya Nicolas Poussin, salah satu pelukis pada zaman High Baroque yang idenya sangat dipengaruhi oleh gerakan Klasikal. Ini adalah suatu lukisan klasik tulen, subject matter-nya adalah penguburan seorang pahlawan Yunani dan gaya arsitektur yang digambarkan adalah gaya arsitektur Roma. Dalam lukisan ini Poussin menggambarkan dunia menurut kaum rasionalis: dunia yang teratur dan indah, sebuah surga kaum Klasik. Kematian tetap ada, tapi tidak digambarkan sebagai sesuatu yang mengerikan (meskipun tidak juga dengan pengharapan). Air digambarkan begitu tenang, pohon-pohon tidak tertiup angin. Segala sesuatu terlihat jelas dan pada tempatnya. Misteri, horor, dan emosi tidak mempunyai tempat di sini. Lukisan yang kedua adalah hasil karya Caspar David Friedrich, seorang pelukis Romantik. Yang langsung membedakan kedua lukisan ini adalah unsur misterinya. Pemandangan di lukisan Poussin tidak terhalang sama sekali, tapi dalam lukisan Friedrich kabut yang tebal justru menjadi isi lukisannya. Friedrich tidak melukiskan pemandangan yang jelas, dan justru “ketidakjelasan” itulah yang menjadi topik lukisannya. Yang digambarkannya bukan predictability, namun unpredictability. Si Pengembara berdiri dengan pose yang kurang stabil, rambutnya tertiup angin. Di hadapannya terbentang jurang yang tidak terlihat dasarnya, di ujung horison ada puncak-puncak gunung yang lebih tinggi dari tempat ia berada. Dalam lukisan ini, rasio tidak lagi memegang kendali. Gerakan Romantik adalah suatu respons terhadap Gerakan Klasikal: menolak rasio sebagai satu-satunya otoritas dalam segala sesuatu. Emosi, perasaan, misteri telah menantang posisi rasio. Bahkan usaha untuk mendefinisikan istilah Romanticism pasti akan berakibat reduksional sebab gerakan ini adalah gerakan yang pada intinya menolak definisi, menolak kekakuan sistem dan struktur. Ada suatu perkataan dari zaman Romantik yang mengatakan, “Heard melodies are sweet, but unheard ones are even sweeter.”1



Poussin – Funeral of Phocion

Pada awalnya dampak dari semangat ini dalam musik hanya berakibat eksperimentasi dari pihak komponis; ekspresi hal-hal yang misterius dan di luar logika tidak bisa lagi hanya terpaku dalam sistem yang sudah eksis. Maka ilmu harmoni dan sistem tangga nada yang menjadi warisan zaman-zaman sebelumnya dilebarkan ke dalam area-area yang sebelumnya tidak digunakan. Kromatisasi2, misalnya, dulu digunakan hanya sebagai suplemen, namun musik Romantik menggunakan kromatisasi bukan sebagai bumbu tapi sebagai lauk-pauk. Secara harmoni, musik Romantik juga menggunakan chord progression yang bersifat kromatik yang menyebabkan efek ambiguitas tonal; yaitu suatu lagu yang tidak terlalu jelas berada di tangga nada apa.



Chopin – Fantasie Impromptu Op. 66 bar 53



Bukan hanya secara melodi dan harmoni, tapi ritme juga menjadi subjek eksperimen. Kalau Saudara memperhatikan partitur di atas, dalam satu ketuk tangan kanan memainkan 4 not sedangkan tangan kiri membagi waktu yang sama untuk memainkan 3 not. Permainan ritme yang irregular seperti ini tidak baru ditemukan pada zaman Romantik, namun pada periode sebelumnya hal seperti ini tidak lumrah ditemukan dengan durasi yang berkepanjangan. Dalam Fantasie-Impromptu karya Chopin hamper keseluruhan ritmenya berpola demikian. Dalam karya musik Klasikal, not pertama atau chord pertama biasanya sangat jelas bunyi dan entry-nya, sesuai dengan prinsip clarity. Tidak demikian dengan musik Romantik. Beethoven misalnya3, dalam Symphony No.9-nya ia sengaja memulai karyanya dengan sangat sangat lembut dan berangsur menjadi keras. Menurut seorang kritikus musik yang menghadiri pementasan pertama symphony tersebut, hal ini mempunyai efek seakan-akan musik tersebut sudah berjalan sejak dahulu kala dan baru sekarang terdengar! Besarnya suatu orkestra juga menjadi tempat eksperimen. Secara tradisional jumlah pemain di sebuah orkestra Klasikal biasanya berkisar antara 30-35 pemain. Hector Berlioz, seorang komponis zaman Romantik pernah mengatakan orkestra idamannya berjumlah 465 instrumen yang berisi antara lain: 120 violins, 45 cellos, 37 double basses, 30 harps, dan 30 pianos. Musik Romantik tidak lagi tetap tinggal dalam hal-hal yang sudah diketahui tetapi memulai suatu perjalanan terhadap hal-hal yang misterius dan indefinite. Sampai dengan zaman Klasikal, konsep aktualisasi diri bukanlah sesuatu yang dimiliki masyarakat Eropa4. Ada yang lahir dalam keluarga bangsawan, ada yang menjadi petani. Masing-masing kemudian menjalani hidupnya di dalam status kelahirannya. Namun pada abad ke-19 khususnya setelah Revolusi Perancis, sistem feudalis masyarakat Eropa mulai runtuh. Kapitalisme dan Merkantilisme menyebar luas dan individualisme mulai lahir. Sebelum Beethoven, para musikus mau tidak mau harus hidup dengan Poussin – Funeral of Phocion tunjangan seorang patron, biasanya seorang bangsawan.

Sangat sulit bagi seorang musikus jika ia mau mencari nafkah secara independen, pada waktu tersebut prinsip copyright belum secara luas diterapkan. Tetapi Beethoven mendobrak hal ini, ia memanfaatkan Merkantilisme yang mulai bertumbuh dan berhasil menjadi musikus yang independent lewat konser-konser dan juga royalti dari penerbitan dan penjualan partitur karyanya. Seniman dan musikus yang lain pun mulai hidup dengan cara demikian. Kebebasan ini membuat untuk pertama kalinya dalam sejarah para seniman bebas; musik karya mereka tidak lagi digubah menurut selera publik umum, musik telah menjadi aktualisasi diri mereka. Langkah-langkah ini telah mengakibatkan pengaruh yang luar biasa terhadap dunia musik. Kebebasan yang dibawa oleh periode Romantik bukan hanya mendefinisikan ulang apa itu musik dan keindahan, tapi juga kehidupan. Dan seperti kuda lepas dari kandang, kebebasan ini akhirnya menjadi kebablasan. Musik dari zaman Renaissance sampai Klasikal adalah musik yang digubah dengan mengetahui batas-batas ekspresi. Seperti yang sudah dibahas, musik Klasikal dibatasi oleh persepsi logika, musik Baroque dilimitasi oleh ilmu harmoni warisan zaman Renaissance, dan musik Renaissance sedikit banyak dilimitasi berdasarkan hubungan numeral. Bach dalam St. Matthew Passion telah menuliskan satu melodi yang begitu menyayat hati, yaitu ketika Petrus menyesal setelah ia menyangkal Tuhannya kali ketiga. Tapi sewaktu kita mendengarnya tentu tidak seperti mendengar orang yang menangis meraung-raung yang sudah pasti tidak akan terdengar musikal sama sekali. Dalam musik Baroque, tangisan pun mempunyai melodi yang mengikuti aturan musik. Namun atas nama ekspresi, gerakan Romantik tidak mau berhenti sampai di sini. Pada akhirnya, musik Romantik hancur di bawah beratnya sendiri. Sebagai contoh adalah Richard Strauss dan operanya Salome, yaitu kisah ketika Yohanes Pembaptis dipenggal oleh Herodes untuk memenuhi permintaan anaknya (dinamakan Salome dalam opera ini) yang telah menari untuknya. Dalam adegan Salome mencium kepala Yohanes Pembaptis yang sudah terpenggal, Strauss menggunakan chord yang berisi 10 not berbeda untuk mengekspresikan suasana yang begitu menjijikan. Dalam tradisi harmoni musik Eropa, chord yang lengkap hanya dapat berisi 3 not yang berbeda. Chord extension seperti seventh chord berisikan 4 dan memerlukan resolusi ke chord yang lebih stabil, menurut ilmu harmoni. Bisa dibayangkan betapa ngerinya bunyi 10 not yang berbeda ketika dibunyikan bersamaan dan tanpa resolusi. Strauss sendiri membela keputusannya untuk menuliskan musik yang sedemikian disonans karena menurutnya tidak ada chord normal yang mampu menggambarkan kengerian yang ingin ia tampilkan, maka ia membuat “musik” yang tidak lagi menuruti prinsip dasar musik itu sendiri. Perkembangan ini tidak mungkin bertahan lama sebelum hancur, seperti bangunan yang mau dibangun tanpa memiliki fondasi, atau seperti ikan yang merasa dibatasi oleh air.

Pada akhirnya, Romanticism yang mengkritik gerakan Klasikal sebagai gerakan yang sempit karena mengutamakan rasio, telah jatuh ke ekstrim yang lain: menjadi gerakan yang irasional. Komponis-komponis berikutnya meneruskan semangat ekspresi gila-gilaan ini, dan pada akhirnya ilmu harmoni ditolak secara total, masuk ke dalam zaman musik atonal5 dan periode Modern yang kacau. Tidak semua musik Romantik sedemikian ekstrim tentunya, khususnya karya-karya yang digubah pada pertengahan pertama abad ke-19 masih mempunyai keseimbangan antara ekspresi emosi dan aturan musik, khususnya oleh komponis-komponis yang cenderung old-fashioned seperti Johannes Brahms, Felix Mendelssohn, Robert Schumann, dan lain-lain. Mendelssohn, khususnya, sebagai seorang Kristen yang takut akan Tuhan mempunyai banyak karya yang sangat indah, dan sesuai dengan semangat Romantik karyanya mempunyai kekuatan dramatis dan emosional yang sangat dalam tapi tanpa kehilangan keteraturan. Dua oratorionya, St. Paul dan Elijah adalah beberapa karya teragung sepanjang zaman. Sayangnya, selain Mendelssohn boleh dibilang tidak ada komponis besar Kristen lainnya, dan kemerosotan moral pada abad ke-19 telah mengakibatkan banyak karya-karya musik zaman Romantik berkisar pada tema-tema yang sangat tidak Alkitabiah. Symphony terakhir Tchaikovsky yang dielu-elukan sebagai karya terbaiknya, menurut adiknya, Modest Tchaikovsky, adalah ekspresi kefrustrasian Tchaikovsky terhadap dunia yang menyerang homoseksualitasnya. Bukan hanya karya non-Alkitabiah, akhirnya karya-karya yang didasarkan pada cerita Alkitab pun hasil akhirnya sama sekali tidak Alkitabiah karena tidak setia kepada prinsip Alkitab. Sebagai contoh, opera Salome tadi mengambil kisah Alkitab tetapi kemudian menceritakan kembali dengan mindset Romantik yang sama sekali tidak tertarik untuk memperjuangkan kebenaran Alkitab atau untuk memuliakan Allah; adegan yang menjadi hidangan utama malah adalah tarian Salome yang dinamakan Dance of the Seven Veils, di mana soprano yang memerankan Salome harus turun derajat menjadi stripper dan berakhir dengan kematian Yohanes Pembaptis, serta Salome yang akhirnya dieksekusi ayahnya sendiri. Tidak berarti musik atau seni yang baik adalah seni yang tidak realistis, yang tidak mengenal rasa frustrasi atau ketidaksusilaan. Kitab Mazmur pun dipenuhi dengan berbagai keluhan dan seringkali mengungkapkan kehidupan manusia yang dipenuhi dengan sengsara. St. Matthew Passion dari Bach juga tidak dipenuhi kebahagiaan atau keindahan, tetapi seperti di dalam Alkitab selalu ada resolusi. Kitab Mazmur yang meskipun dimulai dengan keluh kesah, selalu diakhiri dengan pengharapan dan iman kepada Tuhan. Maka seni yang baik adalah seni yang mengembalikan kondisi yang rusak kepada kondisi yang Righteous. Righteousness dalam seni bukan berarti segala sesuatu harus tanpa dosa, sebab hal ini pasti berlawanan dengan realita. Menjadi Righteous mempunyai arti membenarkan, membuat apa yang kacau menjadi harmonis. Sebab Allah kita bukanlah Allah yang menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera. Kiranya tulisan ini boleh membawa kita mengerti kelebihan dan kekurangan musik yang menjadi warisan kita, dan boleh membantu kita dalam menggunakannya untuk kemuliaan Tuhan.



Komponis-komponis pada era romantik:



a. Ludwig Von Bethoven dari Jerman.

b. Franz Peter Schubert dari Wina.

c. Francois Fredrick Chopin dari Polandia

d. Robert Alexander Schumann dari jerman.

e. Johanes Brahms dari Hamburg Jerman.



MUSIK ABAD 20 DAN MUSIK KONTEMPORER



Musik era abad ke 20 dimulai pada tahun 1900 hingga tahun 2000. Sedangkan music kontemporer dimulai pada tahun 1975 hingga sekarang. Dari tahun 1975 hingga 2000 adalah masa dimana music era abad 20 dan kontemporer berjalan berdampingan. Musik abad 20 diawali oleh Claude Debussy yang mengusung gaya impresionis. Para composer benua America memulai karirnya dibidang music dan berjaya seperti Charles Ives, John Alden Carpenter, dan George Gershwin. Masih ada juga Arnold Schoenberg yang lulusan akademi Vienna yang mengembangkan teknik 12 nada. Alat music yang digunakan pada era ini terus digunakan hingga sekarang.

Banyak sekali jenis music yang berkembang pada abad 20. Contohnya adalah aliran ekspresionisme dari Schoenberg, neoclassical dari Igor Stravinsky, aliran futurism dari Luigi Russolo, Alexander Mossolov, Prokoliev, Antheil. Selain musik-musik tersebut, masih ada aliran microtonal dari Julian Carillo, Alois Haba, Harry Partch, dan Ben Johnston. Lalu masih ada aliran sosialis dari Prokofiev, Gliere, Kabalevsky, dan composer dari Russia lainnya. Selanjutnya, Steve Reich dan Philip Glass mengusung music dengan harmony yang simple dan ritme minimalis. Musik bersifat konkrit dari Pierre Schaeffer dan music intitusif seperti Karlheinz Stochausen. Terakhir, ada music serialisme dari Pierre Boulez, music politik dari Luigi Nono, dan music aleatoric dari john Cage.

Di sisi lain, music kontemporer mengagungkan kesederhanaan. Tokoh terkenal dari aliran kesederhanaan ini adalah Wolfgang Rihm. Karya-karya dari Rihm sangat dihargai di Jerman. Karya-karya dari composer lain yang cukup dihargai adalah symphony no. 3 yang berjudul Symphony of Sorrowful songs dari Gorecki dan juga Cantus in memoriam Benjamin Britten dari Part. Selain itu, masih ada karya berjudul The Veil of the Temple dari Tavener dan juga Silent Songs dari Valentin Silvestrov.

Musik kontemporer bisa berasal dari segala tempat dan mempengaruhi gaya music lain. Contohnya adalah gamelan dari Indonesia, instrument tradisional dari Cina, dan juga ragas dari music klasik India. Jenis music seperti rock, jazz, dan juga pop sangatlah berkembang pesat. Hal ini mencatatkan banyak pencipta music yang berkualitas.

Pada era music kontemporer, banyak sekali festival music yang diselenggarakan untuk menghargai music. Sebut saja Ars Musica di Belgia, Bang on a Can marathon, Cabrillo Festival of Contemporary Music, Darmstadter Ferienkurse, dan Donaueschingen Festival. Selain itu, masih ada Gaudeamus Foundation music week di Amsterdam, Huddersfield Contemporary Music Festival, Peninsula Arts Contemporary Music Festival, dan Warsaw Autumn di Polandia. Masih banyak lagi festival film yang skalanya lebih kecil yang tidak bisa disebutkan. Perkembangan music kontemporer sangatlah pesat dan masih tidak ada tanda-tanda akan berakhir.



MUSIK MODERN



Musik pada Zaman ini tidak mengakui adanya hukum-hukum dan peraturan-peraturan, karena kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, misalnya penemuan dibidang teknik seperti Film, Radio, dan Televisi. Pada masa ini orang ingin mengungkapkan sesuatu dengan bebas.


Komponis-komponis pada Zaman Modern :

1. Claude Achille Debussy dari Prancis

2. Bella Bartok dari Honggaria.

3. Maurice Ravel dari Prancis.

4. Igor Fedorovinsky dari Rusia

5. Edward Benyamin Britten dari Inggris.

1 komentar:

  1. Permisi mau numpang nanya
    Zaman pertengahan itu zaman medieval juga ya?

    BalasHapus